1. Intensity Modulated Radiation Therapy (IMRT)

Intensity Modulated Radiation Therapy (IMRT) merupakan teknik radiasi eksterna dengan tingkat kesesuaian bentuk (konformalitas) yang tinggi sehingga sebaran dosis yang terbentuk curam antara tumor dan jaringan sehat. Sebaran dosis seperti ini dapat terbentuk dengan bantuan perencanaan radiasi secara komputerisasi yang mengatur intensitas berkas sinar sehingga menghasilkan sebaran dosis yang ingin dicapai. Dengan teknik ini diharapkan efek samping yang terjadi lebih minimal dibandingkan dengan teknik konvensional maupun 3D-konformal sehingga kualitas hidup penderita menjadi lebih minimal. IMRT saat ini menjadi teknik standar untuk pengobatan kanker kepala leher dan kanker prostat. Untuk kanker lain, IMRT juga menunjukkan efek samping yang lebih minimal.Tomotherapy

  • Tomotherapy

PERTAMA dan SATU-SATUNYA di Indonesia, pelayanan menggunakan pesawat Tomotherapy yang merupakan teknologi canggih dalam bidang radioterapi. Dengan mengkombinasikan akurasi dari CT-Scan dan keunggulan teknik IMRT yang terdapat dalam satu pesawat, sehingga pesawat Tomotherapy memberikan terapi radiasi yang lebih cepat dan akurat, dapat memberikan eskalasi dosis pada jaringan target, mengurangi efek samping pada jaringan sehat, sehingga sangat cocok digunakan pada kasus kanker dengan target radiasi yang kompleks. Pelayanan Tomotherapy sudah tersedia di Unit Pelayanan Onkologi Radiasi RSCM sejak akhir 2016.

  • Stereotactic Ablative Body Radiotherapy (SABR/SBRT)

Keberhasilan teknik Radiosurgery untuk tatalaksana kelainan intrakranial, mendorong penggunaan metode ini untuk tatalaksana kelainan ekstrakranial seperti kanker paru, kanker hati dan metastases tulang belakang.

Unit pelayanan onkologi radiasi  RSCM sudah melakukan SABR sejak tahun 2009. Berbagai peralatan untuk mendukung teknik ini antara lain alat imobiliasi dari bodyfix, lokalisasi stereotaktik dan verifikasi dengan 3D cone beam-CT. Pada tahun 2019, kita juga melakukan peremejaan pesawat radiasi dan peningkatan teknologi dengan hadirnya CT-simulator Siemen Somatom 4D, Elekta Versa HD, 4D cone-beam CT, sensor gerakan pernapasan Anzai Belt dan Elekta Active Breathing Coordinator.

Saat ini, Unit Pelayanan Onkologi Radiasi RSCM secara rutin melakukan teknik ini terutama untuk kasus kanker hati dan metastases tulang belakang.di mana Unit Pelayanan Onkologi Radiasi RSCM menjadi pusat rujukan untuk kasus ini. Kita juga sudah mulai mengerjakan untuk kasus kanker paru stadium awal, namun jumlah kasus tidak terlalu banyak.3D -Image Guided Brachytherapy (IGBT)

  • 3D -Image Guided Brachytherapy (IGBT)

Brakiterapi adalah metode pemberian radiasi, dengan  mendekatkan sumber radiasi ke jaringan tumor.

Jenis Kanker yang bisa diobati?

Berbagai jenis kanker jika mempunyai indikasi, dapat diobati dengan Brakiterapi. Jenis kanker yang paling sering adalah Kanker Serviks, Kanker Nasofaring, Sarkoma jaringan lunak, dan Kanker Kulit

Apa itu Image Guided Brachytherapy (IGBT)?

IGBT atau yang lebih dikenal dengan Brakiterapi 3D, merupakan teknik Brakiterapi paling MUKTAHIR saat ini dengan menggunakan CT Scan atau MRI sebagai pemandu penentuan target radiasi dan perencanaan radiasi.

Sehingga dapat mengurangi EFEK SAMPING pada jaringan sehat, mempertahankan KUALITAS HIDUP dengan tetap dapat memberikan DOSIS TERAPI OPTIMAL pada jaringan kanker.

  • Frameless Stereotactic Radiosurgery (fSRS)

Stereotactic Radiosurgery (SRS) dan Stereotactic Radiotherapy (SRT)

Prosedur stereotactic atau stereotaxy adalah suatu teknik lokalisasi yang menggunakan sistem koordinat 3 dimensi dengan presisi yang sangat tinggi untuk menentukan lokasi target berukuran kecil di dalam tubuh.

Stereotactic Radiosurgery (SRS) adalah suatu bentuk radiasi eksterna yang menggunakan dosis tinggi dalam satu kali penyinaran untuk mengecilkan atau menghancurkan jaringan tumor atau malformasi pembuluh darah yang terdapat dalam tubuh.

Teknik radiasi stereotaktik ini dapat pula diberikan secara fraksinasi dalam beberapa sesi. Metode ini disebut sebagai Stereotactic Radiotherapy (SRT).

Indikasi SRS dan SRT tersering antara lain adalah sebagai berikut :

  1. Neuroma akustik / schwannoma
  2. Meningioma
  3. Adenoma hipofisis
  4. Chordoma
  5. Craniopharyngioma
  6. Astrocytoma pylocytic
  7. Lesi metastatic
  8. Neuralgia trigeminal
  9. Malformasi arteri-vena (AVM)

Teknik SRS ini sudah mulai dikerjakan di RSCM sejak tahun 2009 dan pada mulanya kita menggunakan metode masker yang bersifat invasif berupa baut yang dilekatkan pada tulang tengkorak kepala. Seiring dengan kemajuan teknologi kedokteran, Unit Pelayanan Onkologi Radiasi RSCM juga melakukan terobosan dengan hadirnya metode yang tidak invasif dengan menggunakan masker ganda yang menggantikan metode sebelumnya yang lebih invasif ini. Metode SRS yang tidak invasive sudah tersedia sejak tahun 2014.

  • 4D-Adaptive Image Guided Radiotherapy (IGRT)

4D Adaptive Image Guided Radiotherapy (IGRT)

Kami memahami bahwa seiring dengan pergerakan dan variasi kondisi organ tubuh pasien, seperti pernapasan ataupun kondisi pengisian buli-buli dan rektum, yang dapat bervariasi dari kosong hingga terisi penuh setiap harinya, maka posisi tumor pun menjadi tidak pasti pada saat penyinaran.

Teknik IGRT menggunakan metoda pemantauan/scanning sesaat sebelum radiasi, sehingga menghasilkan gambaran pasti yang akurat mengenai perubahan posisi tumor terhadap organ pasien di sekitarnya pada saat pasien berada di atas meja penyinaran dan memungkinkan penyesuaian lapangan penyinaran terhadap kondisi tumor secara aktual setiap kali radiasi.Volumetric Mudulated Arc Therapy (VMAT)/ RapidArc

  • Volumetric Mudulated Arc Therapy (VMAT)/ RapidArc

Volumetric Mudulated Arc Therapy (VMAT)/ RapidArc merupakan pengembangan lanjutan dari teknik IMRT sehingga dapat menghasilkan sebaran dosis sekelas IMRT dengan waktu yang lebih singkat. Teknik ini menggunakan perpanduan kombinasi modulasi intensitas berkas sinar, laju dosis dan kecepatan putaran gantry untuk menghasilkan sebaran dosis yang ingin dicapai.

Kelebihan teknik VMAT/Rapid Arc memberikan terapi radiasi yang lebih cepat, dapat memberikan eskalasi dosis pada jaringan target, mengurangi efek samping pada jaringan sehat, sehingga sangat cocok digunakan pada kasus kanker dengan target radiasi yang kompleks. Teknik ini sudah tersedia di Unit Pelayanan Onkologi Radiasi RSCM sejak 2016.

  •  Pelayanan Kanker Terpadu (PKaT)

Pelayanan Kanker Terpadu (PKaT) RSCM mengusung konsep “center of excellence”. Oleh sebab itu, PKaT menggunakan pendekatan keterpaduan, multidisiplin dan berbasis bukti dalam pelayanan penanganan kanker. Pelayanan kanker multidisiplin sebenarnya bukan barang baru lagi di RSCM. Hal ini sudah hadir di RSCM sejak tahun 2008 dengan hadirnya pelayanan Red Carpet Service (RCS) di Departemen Radioterapi RSCM, yang kemudian berubah nama menjadi Comprehensive Cancer Care Clinic (C4) pada tahun 2010. Namun kami tidak berpuas diri, kami tetap ingin berkontribusi yang terbaik bagi bangsa dan negara. Oleh sebab itu, dengan kontribusi dari berbagai stakeholder, kami meresmikan pelayanan PKaT di gedung baru bertepatan dengan perayaan World Cancer Day, 4 Februari 2020.

Konsep yang kami tawarkan adalah keterpaduan seluruh modalitas terapi dalam setiap bagian dari cancer journey, mulai dari pencegahan, diagnosis, terapi, sampai dengan pelayanan paliatif. Keterpaduan ini menyebabkan PKaT RSCM menjadi sangat atraktif dengan pelayanan dalam satu atap bagi pasien dan keluarganya. Konsep pelayanan satu atap, dikenal juga dengan nama one-stop service, akan memudahkan pasien untuk memperoleh seluruh pelayanan kanker dalam satu lokasi. Kecepatan dan ketepatan pelayanan adalah kualitas yang kami utamakan.